Minggu, 24 Oktober 2010

Aku ayah yang baik ?

Tak terasa baru minggu lalu aku  bertemu dengan keluargaku (isteri dan Alya; putri sekaligus anak pertamaku). Setelah melahirkan,  istri dan Alya untuk sementara tinggal bersama mertua di Gorontalo. Ini kami lakukan atas kesepakatan bersama. Alasannya adalah antara lain :

1. Alya anak pertama kami (stlh 5 thn umur perkawinan),  sedangkan kami belum berpengalaman dalam mengasuh bayi.
2. Klo di Manado,  hanya kami bertiga di rumah  sedangkan dari pagi sampe sore (bahkan malam) aku di kantor.
3. Tidak ada kerabat dekat (yang ahli mengasuh bayi).
4. Kami belum bisa percaya ke 'pembantu lokal yg asing'
5. Aku menginginkan pembantu yang 1 hari, 1 x 24 jam full membantu isteri dalam perawatan Alya.
6. Kami menginginkan yg terbaik buat Alya.
7. Kami menginginkan yg terbaik buat Alya.
8. Masih...kami menginginkan yg terbaik buat Alya.
9. Tetap...kami menginginkan yg terbaik buat Alya.

Dan saat ini masih teringat suara tangisannya dan masih tercium wangi tubuhnya. Aku rindu sangat.

Sebelum menikah aku tipe laki laki yang cuek dan 'sedikit amburadul' . Dulu, ada beberapa temanku yg menikah muda kemudian punya anak yang aku cap bahwa mereka terlalu 'mendramatisir keadaan'. Baru saja jalan bareng, ekh sudah minta permisi mau balik lg ke rumah. Lagi asik surfing kaos2 keren rame rame di Matahari (...biasa msh jaman Dinosaurus), ekh malah muncul dengan belanjaan susu bayi, pake tas transparan lagi!

Sekarang baru aku rasakan... bahwa memang mereka SAMA SEKALI TIDAK MENDRAMATISIR KEADAAN! Naluri sebagai ayah yg ada. Sekarang aku bukan laki laki cuek lagi. Malah terkesan  sudah  mellow. Sepulang kantor atau waktu senggang di Sabtu & Minggu aku pasti sudah terlihat di toko perlengkapan bayi. Tidak pernah absen! Baik membeli atau sekedar melihat model terbaru baju bayi dan perlengkapannya.  Aku rajin surfing di internet untuk melihat web web cara mengasuh bayi, serba serbi bayi, ibu dan bayi,.....dsbnya tentang bayi. Ajaib kan?

Waktu senggang aku habiskan dengan menelpon isteri dan menanyakan progres Alya. Setiap detail aku mau tau. Kemudian diselingi dengan tawa aku di sini dan isteri di hp. Hanya kami berdua yang tau kelucuan itu.
Selain baju dan perlengkpan bayi lainnya, aku juga mengirim susu bayi (selain ASI, Alya juga minum susu formula). Saking kekhawatiranku klo stock di sana tiba tiba habis. Aku tidak sedang mendramatisir keadaan!

Saat  selesai shalat 5 waktu sudah ada doa tambahan untuk keluargaku...untuk isteriku...untuk keturunanku. Doa untuk Sang Penerima segala doa. Doa untuk menjadikan aku ayah yang amanah dan imam bagi keluarga. Doa untuk isteriku yang tidak pernah lelah merawat anak kami agar dia selalu diberi kesehatan dan kekuatan lahir dan bathin.

Banyak yang menyarankan agar aku segera mengumpulkan keluarga (di Manado) meskipun aku mengatakan bahwa perpisahan ini hanya sementara saja sampai isteri sudah mandiri untuk merawat Alya. Aku sangat mengerti  bahwa bersama keluarga adalah yang paling utama dan aku juga sangat menginginkannya!

Aku tidak tau apakah aku sudah menjadi ayah yang baik? Mudah-mudahan Allah SWT mengabulkan doa doa dalam sujud sujudku....amin.

4 komentar:

  1. Semoga bisa segera kumpul lagi dengan Alya dan ibunya ya, Pak. :-)

    BalasHapus
  2. hmm...selamat ya Pak atas kelahiran bayi anak pertamanya.....

    BalasHapus
  3. waah waktu bujangan cuek ya ,setelah punya anak merasakan naluri ayah yang selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya :)

    BalasHapus